Listen and Download: Tears and Rain by James Blunt

Tuesday, February 6, 2018

Retak

Bagian 1

Semilir angin meniupkan hawa dingin ke wajahku. Mendung menggantung sejak pagi tadi, namun sepertinya enggan menghadiahi bumi dengan tetesan air hujan. Sudah hampir tiga bulan aku kembali ke kampus ini, namun memandang bangunan tinggi menjulang di kanan-kiri jalan setapak belakang gedung Dekanat ini rasanya masih tetap asing. Mempercepat langkah, tak kupandang lagi sekitar, hingga suara renyah seorang perempuan terdengar dari arah depan.

“Diana, mau ke mana? Eh, kamu udah terima undangan dari Zaldi belum? Ada di ruang Tata Usaha Departemen kalau mau ambil,” tanya Enno dengan nada ringan, seolah ucapannya itu tak akan berpengaruh apapun terhadap hatiku. Tidakkah ia tahu bagaimana rasanya menahan rasa sakit di dada ini? Semudah itukah orang-orang melupakan kisah kami di masa lalu? Apakah memang sudah seharusnya aku move on? Tetapi, benarkah semudah itu?

“Udah dikasih sama Mbak Ratna kok tadi, No,” jawabku sambil mengangkat tangan kanan, memperlihatkan sebuah undangan bersampul merah maroon kepada Enno.

“Oh, oke deh. Aku duluan ya.” Melihatku menjawab sekadarnya, Enno memilih tidak memperpanjang basa-basi denganku. Baguslah. Aku memang sedang tidak ingin melayaninya. Jadi seuntai senyum tipis beserta anggukan kepala kurasa sudah pas untuk menjawab kalimat yang terlontar dari mulut Enno.

Setelah Enno berlalu, aku kembali melangkahkan kaki. Kali ini sengaja kubuat lebar-lebar hingga akhirnya pemandangan di depan membuatku berhenti. Kretak. Tangan kiriku yang bebas otomatis memegang dada. Astaga. Bunyi apa yang baru saja kudengar itu? Jemariku bergerak meremas kerudung yang menutupi bagian depan tubuh seiring adegan lambat yang tertangkap oleh iris mataku. Apakah dia mencintai perempuan itu dengan sangat?

Di hadapanku tersaji pemandangan yang membuat siapapun penontonnya akan menilai sama. Laki-laki berkemeja abu-abu itu sangat memuja perempuan berkerudung tosca yang berdiri di sampingnya. Bahkan dalam radius beberapa meter saja aku bisa membaca sorot matanya. Tubuhku membeku saat tiba-tiba bola mata sehitam kopi itu menatapku. Hanya sesaat, lalu kutundukkan pandangan. Kretak. Bunyi itu terdengar lagi. Seolah ada yang sedang retak di dalam dada.

“Diana! Tunggu!” Suara itu terdengar nyaring ketika kakiku sudah separuh berputar untuk berbalik arah. Ya Tuhan. Apa yang harus kulakukan? Tiga tahun sudah kami tidak bertemu, sejak keputusan bodoh yang kubuat sendiri waktu itu. Ya. Baru kini kusadari jika ambisi dan idealisme untuk menerima beasiswa pendidikan Master ke luar negeri dari kampus tiga tahun lalu merupakan sesuatu yang tak seharusnya kulakukan. Tetapi bagaimana aku bisa memilih jika perbandingannya adalah menjadi seorang istri atau dosen tetap perguruan tinggi ternama di negeri ini? Jangan salahkan aku.

“Diana!” Sepertinya ia sedang berlari untuk memangkas jarak di antara kami. Mataku memanas. Tiba-tiba saja kelebatan peristiwa demi peristiwa puluhan purnama yang telah terlewati kembali terbayang.

***Bersambung***

Bagian 2 akan diposting besok di sini ya

https://www.facebook.com/novia.adrianti

Thursday, July 20, 2017

Nice Home Work 8 MIIP Batch 4

Nice HomeWork #8

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

Pada NHW#7, saya menuliskan beberapa aktivitas di kuadran SUKA dan BISA, yaitu menulis, membaca, mengaji, memasak, serta mengajar anak dan keponakan. Dan untuk NHW#8 ini, saya memgambil salah satu aktivitas yang paling membuat mata saya berbinar-binar dan saya merasa hal tersebut adalah misi spesifik hidup saya. Aktivitas tersebut adalah menulis.

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :

1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)

Sesuai dengan yang saya tuliskan pada NHW#4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, misi hidup saya adalah memberikan motivasi kepada orang lain di bidang pendidikan Ibu dan anak (khususnya dalam kepenulisan). Sehingga saya ingin menjadi seorang author dan motivator.

2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)

Sebagai seorang author dan motivator, tentunya saya sangat ingin memberikan motivasi kepada orang lain melalu tulisan dan cerita yang saya tulis.

3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)

Sesuai peran saya dalam hidup ini, saya ingin memiliki banyak buku hasil tulisan saya yang akan memberikan manfaat dan motivasi bagi sesama.

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:

1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

Lifetime purpose saya adalah memberikan motivasi kepada orang lain lewat buku-buku hasil karya saya sendiri. Saya ingin buku-buku saya dinikmati oleh banyak orang secara gratis dengan cara saya mendirikan taman bacaan.

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)

Dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan hal yang ingin saya capai adalah peran saya sebagai seorang author dan motivator sudah dikenal oleh banyak orang. Saya ingin buku-buku hasil karya saya sudah ada di toko-toko buku, baik online maupun offline, sehingga lebih mudah diakses oleh banyak orang dan bisa memberikan motivasi bagi yang membacanya. Saya ingin mengembangkan kemampuan saya dalam menulis, mencoba berbagai genre tulisan sehingga akan betul-betul mengetahui kekuatan saya sesungguhnya ada pada jenis tulisan yang mana.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

New year resolution saya adalah bisa menghasilkan minimal 3 buah buku selama satu tahun itu dan diterbitkan, baik itu di penerbit mayor maupun indie.

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulsi IIP/

Berikut saya sertakan materi matrikulasi pekan ke-8.

☘Matrikulasi Ibu Profesional batch #4 sesi #8☘

MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.

*Be Professional, Rejeki will Follow*

Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.
“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa rejeki & setiap orang itu sudah pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguhtidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.

Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang
Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis).

Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang, karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.

Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar
b. Energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.
c. Rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi
d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.

Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)
b. Kita ingin melakukan apa (do)
c. kita ingin memiliki apa (have)

Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.

Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.

Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.


Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan:
_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_
_Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2017_
_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Thursday, July 13, 2017

Nice Home Work 7 MIIP Batch 4

NiceHomeWork #7

TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF

Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7. Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.

Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.

Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6

Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

🍀 Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :

1⃣masuk ke www.temubakat.com

2⃣isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional

jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya

3⃣Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini.

4⃣ Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7

🍀 Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran

Kuadran 1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA

Kuadran 2 : Aktivitas yang anda SUKA tetapi andaTIDAK BISA

Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda BISA

Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA

****

Setelah melakukan tes temu bakat, hasil yang saya dapatkan adalah sebagai berikut.

st30_Nisaul Fahmi

Secara ringkas, hasil tes tersebut menyebutkan bahwa saya adalah orang yang senang bersahabat, senang melayani dan bertanggung jawab , banyak ideanya baik yang belum pernah ada maupun dari pikiran lateralnya , selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang , senang mengkomunikasi ideanya , suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur , senang memotivasi dengan berbagai cara ada yang melalui sifat periangnya ada yang melalui sifat empatinya ada juga karena selalu ingin memajukan orang lain , senang menggabung-gabung kan beberapa teori atau temuan menjadi suatu temuan baru , senang menghayal tentang apa yang mungkin terjadi jauh kemasa depan.

Personal Branding yang sesuai dengan diri saya adalah AMBASSADOR, CREATOR, EDUCATOR, JOURNALIST, MOTIVATOR, SYNTHESIZER,  dan VISIONARY. Sedangkan Strength Cluster yang saya miliki adalah Networking 43%, Generating Idea 43%, dan Elementary 14%.

Setelah saya melihat hasil tes temu bakat, saya sungguh tidak menyangka bahwa hasilnya sangat selaras dengan hasil pencarian misi, peran, dan bakat selama dari NHW#1 - NHW#6. Sesuai NHW#4, setelah saya merenungkan beberapa hari, saat itu saya menemukan bahwa misi hidup saya adalah memberikan motivasi kepada orang lain, dengan bidang ilmu pendidikan Ibu dan anak, khususnya dibidang penulisan, dan peran yang saya jalani adalah author dan motivator. Ternyata hal ini sejalan dengan hasil st30 Abah Rama yang menyebutkan bahwa salah satu personal branding yang saya miliki adalah motivator dan journalist. Sebenarnya saya sudah lama merasa bahwa jalan hidup saya adalah seperti yang saya tuliskan di NHW Matrikulasi selama ini, hanya saja selama ini saya terjebak dengan aktivitas, rutinitas, dan pilihan-pilihan hidup di bidang lain, sehingga semua itu terabaikan. Namun sejak bertemu IIP, secara kebetulan saya menemukan jalan kembali untuk menekuni bidang penulisan hingga saat ini, dan saya sangat bersyukur akan hal itu. Semoga kedepannya saya bisa konsisten menjalani peran hidup yang saya yakini sudah ditakdirkan oleh Allah untuk saya.

🍀 Kuadran aktivitas

Kuadran 1 : Aktivitas yang saya SUKA dan saya BISA

- Menulis
- Membaca
- Mengaji
- Memasak
- Mengajar anak dan keponakan

Kuadran 2 : Aktivitas yang saya SUKA tetapi saya TIDAK BISA

- Crafting (Tidak bisa maksimal karena anak masih usia Batita)
- Desain Grafis (Tidak bisa karena kondisi mata minus tinggi dan silindris)

Kuadran 3 : Aktivitas yang saya TIDAK SUKA tetapi saya BISA

- Membetulkan hal-hal berkaitan dengan listrik
- Pemrograman dasar komputer

Kuadran 4: Aktivitas yang saya TIDAK SUKA dan saya TIDAK BISA

- Membuat laporan keuangan / pembukuan akuntansi

****

Berikut saya sertakan materi matrikulasi IIP pekan ke-7.

Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #4, sesi #7

REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI

Alhamdulillah setelah melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan” dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.

Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR”

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.

Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.

Sang Maha Memberi Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”

_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_

Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah

_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_

Semua pengalaman para Ibu Profesional di Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.

“Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI”

Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.

Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.

Maka

Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang.

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.

Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya

Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat
3⃣berbagi manfaat.

Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya

Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.

Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.

Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015

Thursday, July 6, 2017

NICE HOME WORK 6 MIIP BATCH 4

Alhamdulillah tidak terasa sudah memasuki pekan keenam belajar di IIP ini, dan kini giliran belajar tentang manajemen keluarga. Berikut materi pekan keenam ini.

📈📈 Materi 6: Matrikulasi batch 4📈📈
Institut Ibu Profesional

------ *IBU MANAJER HANDAL KELUARGA* -----

*Motivasi Bekerja Ibu*

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.


Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

🍀Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?

🍀Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?


🍀Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?


Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.


🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses


🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.

Ibu Manajer Keluarga

Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*

*Saya Manager Keluarga*

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi


🍀Buatlah skala prioritas

🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.


Menangani Kompleksitas Tantangan

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

a. PUT FIRST THINGS FIRST

Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.


b.ONE BITE AT A TIME

Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

c. DELEGATING

Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_

*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.

Perkembangan Peran

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

 SEKEDAR MENJADI IBU

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

 Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.


🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.


🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

 Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.

 Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.


🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

 Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

 Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata

BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/


SUMBER BACAAN:

Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015

Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017

Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009

https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM

****

Setelah  mempelajari materi tersebut, peserta matrikulasi mendapatkan PR untuk membuat jadwal harian yang di dalamnya terdapat aktivitas dinamis untuk meningkatkan jam terbang sebagai seorang Ibu Profesional. Berikut jawaban saya.


NHW 6 MATRIKULASI IIP BATCH 4

☘☘​NICE HOMEWORK #6☘☘

*BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA HANDAL*

Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.
Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.

Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut).

Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.

Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.

 (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7).

Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?

kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

_SELAMAT MENGERJAKAN_
Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

****

1.  Menuliskan 3 aktivitas paling penting dan 3 aktivitas paling tidak penting

     Tiga aktivitas paling penting: mengasuh anak, melayani suami, menulis
     Tiga aktivitas paling tidak penting: membaca berita tidak penting di sosmed, menonton televisi, chit chat untuk hal-hal tidak penting

2.  Selama ini waktu saya habis untuk ativitas paling penting, akantetapi kadangkala saya juga masih tergoda untuk melakukan aktivitas paling tidak penting, terutama membaca berita di sosmed

3. Jadwal harian

    Pukul 05.00 - 05.30       Sholat Subuh
    Pukul 05.30 - 08.00       Aktivitas rutin (masak, mencuci baju dqn piring, bersih-bersih rumah) dilanjut mandi dan merawat diri
   Pukul 08.00 - 09.00        Menyiapkan sarapan suami dan anak serta sarapan bersama
   Pukul 09.00 - 09.30        Memandikan anak
   Pukul 09.30 - 10.00        Menemani anak bermain / membaca buku
   Pukul 10.00 - 11.30        Masak untuk makan siang
   Pukul 11.30 - 12.30        Mengawasi aktivitas anak sambil menulis project novel
   Pukul 12.30 13.00          Sholat dhuhur
   Pukul 13.00 - 13.30        Makan siang bersama anak
   Pukul 13.30 - 14.00        Menemani anak bermain
   Pukul 14.00 - 15.30        Menidurkan anak dilanjut menyetrika baju (jika anak bisa ditinggal)
   Pukul 15.30 - 16.00        Mandi dan sholat ashar
   Pukul 16.00 - 18.30        Menemani anak bermain sambil menyiapkan cemilan sore jika weekdays (Senin - Jumat) atau outing bersama keluarga ke masjid agung, taman bermain, dsb jika weekend (Sabtu & Minggu)
   Pukul 18.30 - 19.00        Sholat maghrib dan mengajar anak mengaji
   Pukul 19.00 - 19.30        Makan malam bersama keluarga
   Pukul 19.30 - 20.00        Sholat isya
   Pukul 20.00 - 22.00        Menemani anak membaca buku, mengaji, atau bermain (waktu santai)
    Pukul 22.00 - 22.30       Menidurkan anak
    Pukul 22.30 - 23.30       Menulis, membaca buku, menonton film, atau ngobrol bersama suami
    Pukul 23.30 - 05.00       Tidur malam

Friday, June 9, 2017

NICE HOME WORK 4 MIIP Batch 4

📚NICE HOME WORK #4

🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH 🍀

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Saat menuliskan NHW #1, saya memilih jurusan ilmu seputar 'peristrian' dan 'keibuan' untuk saya tekuni di Universitas Kehidupan ini. Dan setelah hampir empat pekan ini saya renungkan, saya masih akan terus mempelajari jurusan tersebut, namun dengan sedikit penambahan, atau lebih tepatnya mengerucutkan lagi dari ilmu umum yang ingin saya pelajari sebelumnya. Saya ingin mempelajari ilmu seputar pendidikan Ibu dan Anak, lebih khususnya lagi dalam bidang kepenulisan.

b. Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Saat membuat checklist di NHW #2, saya berencana akan mengisinya setiap hari selama satu minggu, setelah itu akan melakukan evaluasi mingguan. Pekan selanjutnya terus seperti itu hingga genap satu bulan saya akan melakukan evaluasi bulanan. Sampai saat ini saya masih belum konsisten mengisinya. Ke depannya saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mengisi setiap hari dan setiap indikator serta berusaha konsisten menjalankan apa yang saya tuliskan di dalam checklist tersebut.

c. Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Ya, setelah merenungkan NHW #3, sedikit banyak saya sudah memahami mengapa Allah menciptakan saya di muka bumi ini dengan berbagai potensi dan pengalaman manis maupun pahit yang pernah saya alami.

Ketika saya beraktivitas dalam bidang kepenulisan, seperti misalnya sedang membiasakan Zee agar mencintai buku dengan cara mengajaknya membaca  setiap hari saat berada di rumah serta setiap akhir pekan  di perpustakaan keliling yang ada di halaman Masjid Agung An Nur Pekanbaru, saya sering mengunggah foto dengan caption tentang membaca dan buku di media sosial, orang-orang yang membaca tulisan saya biasanya akan terinspirasi dan tertular semangat saya. Sama halnya dengan orang-orang yang berada di sekitar saya ketika sedang berada di perpustakaan keliling. Saat mereka melihat bagaimana saya bisa mengajak Zee menikmati aktivitas membaca, mereka akan bersemangat dan mengikuti apa yang saya lakukan. Selain membaca, aktivitas menulis yang saya lakukan juga seringkali menjadi cambuk bagi orang-orang di sekitar saya. Bukan hanya menikmati hasil karya saya, mereka justru menjadi bersemangat untuk ikut menulis dan menghasilkan karya setelah berdiskusi dengan saya. Dari situlah saya akan mencoba menjalani peran hidup yang sampai saat ini saya yakini sudah ditakdirkan untuk saya berikut ini.

Misi hidup: Memberikan motivasi kepada orang lain

Bidang: Pendidikan Ibu dan Anak (Khususnya dalam kepenulisan)

Peran: Author dan Motivator

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

Karena bidang yang akan saya tekuni adalah pendidikan ibu dan anak (khususnya dalam kepenulisan), maka akan akan meminjam istilah yang digunakan oleh Ibu Septi, yaitu Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, dan Bunda Shaleha. Berikut ilmu-ilmu yang akan saya pelajari untuk mendukung bidang keilmuan yang nantinya akan saya tekuni.

1. Bunda Sayang: Ilmu-ilmu seputar fitrah belajar dan bernalar pada anak, ilmu dasar kepenulisan (jenis tulisan yang cocok untuk anak serta jenis tulisan yang bisa ditulis oleh ibu-ibu), ilmu dasar psikologi ibu dan anak (berkaitan dengan pengaruh membaca dan menulis terhadap perkembangan bernalar serta berbahasa pada anak dan kebahagiaan ibu)

2. Bunda Cekatan: Ilmu-ilmu seputar manajemen waktu untuk menulis, teknik penulisan, pengelolaan mood dan ide dalam menulis, pemilihan jenis tulisan/bacaan yang tepat buat anak

3. Bunda Produktif: Ilmu-ilmu seputar menerbitkan buku, memasarkan buku yang dibuat, menjadikan tulisan sebagai sumber penghasilan

4. Bunda Shaleha: Ilmu-ilmu seputar berbagi manfaat kepada orang lain (menebarkan manfaat lewat tulisan hasil karya kita)

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

KM 0 saya tetapkan sejak usia 26 tahun di tahun 2016 kemarin, saat saya mulai mengenalkan buku kepada anak saya yang saat itu usianya masih 9 bulan. Target saya untuk menjadi seorang ahli dalam bidang yang ingin saya tekuni minimal 10.000 jam terbang, dengan milestonenya sebagai berikut.

1. KM 0 - KM 2 (Tahun 1 - Tahun 2): Menguasai Ilmu Seputar Bunda Sayang
    Di 2 tahun pertama ini, karena kondisinya saya masih mempunyai seorang anak usia batita,  maka waktu yang bisa saya luangkan setiap hari untuk menekuni bidang yang ingin saya pelajari adalah 5 jam per hari.

2. KM 2 - KM 3 (Tahun 3): Menguasai Ilmu Seputar Bunda Cekatan
    Di tahun ketiga ini karena usia anak saya nantinya sudah mendekati dan akan melewati tiga  tahun, maka saya bisa menambah jam terbang harian menjadi 6 jam per hari.

3. KM 3 - KM 4 (Tahun 4): Menguasai Ilmu Seputar Bunda Produktif
   Tahun keempat waktu yang saya dedikasikan masih sama dengan tahun ketiga, yaitu 6 jam per hari.

4. KM 4 - KM 5 (Tahun 5): Menguasai Ilmu Seputar Bunda Shaleha
   Tahun kelima waktu yang bisa saya dedikasikan setiap hari adalah 6 jam.

Milestone ini akan selesai dalam waktu 5 tahun, yaitu sejak usia saya 26 - 30 tahun. Hal ini sesuai dengan plan saya sejak sebelum menikah dan mempunyai anak. Impian saya, diusia 30 tahun saya sudah selesai mempelajari ilmu-ilmu yang berguna untuk menunjang bidang yang ingin saya tekuni. Setelahnya saya akan terus berfokus menjadi seorang Ibu yang produktif dengan menghasilkan banyak karya berupa buku serta menjadi seorang Ibu Shaleha dengan menebarkan banyak manfaat kepada orang lain lewat karya yang saya hasilkan, misalnya dengan membuat taman bacaan gratis, rumah singgah, ataupun sekolah gratis bagi anak-anak di sekitar lingkungan tempat tinggal saya.

f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Saya sudah mencantumkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu di atas dalam checklist indikator perempuan profesional dalam NHW#2, namun jika nantinya diperlukan penambahan, baik itu jenis ilmu maupun jam terbang, saya akan mengoreksi dan mengubah indikator tersebut.


Berikut saya sertakan materi pekan keempat dari Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional.


PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4

🌱#MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*🌱

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.

Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.

“ *Just DO It*”,

_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.

Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda *very limited special edition*

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber bacaan :
_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_
_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_
_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_
_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016_

Tuesday, June 6, 2017

Pre Order Novel A Cup of Espresso

Open Order Perdana

Novel A Cup of Espresso,
Harga Normal 59.500.

HARGA PROMO 54.000

Pre Order dibuka tanggal 7-14 Juni 2017 (hanya 1 Minggu)

Yuk yang mau nambah koleksi bukunya, silahkan diorder karya solo pertama saya ini.

Kontak: WA 082328620329



Thursday, June 1, 2017

Nice Home Work 3 MIIP Batch 4

NICE HOMEWORK #3

📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚

NHW pekan ketiga ini bikin galau, pasalnya saya harus membuat surat cinta untuk suami. Akhirnya, setelah melalui perjuangan selama dua hari, selesai sudah. hehehe. Berikut jawaban dari NHW yang saya kerjakan.


a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Setelah dua hari galau, akhirnya di hari ketiga saya berhasil membuat surat untuk suami saya. Meskipun isinya lebih ke cerita sih, hahaha.... Saya menuliskannya dengan tangan, sejumlah dua halaman. Meskipun saya bisa membuat cerita fiksi yang romantis sesuai passion saya, namun jika urusan membuat kalimat romantis secara real, saya nol besar. Bahkan suami saya juga bilang kalau saya tidak romantis secara verbal, terlebih ucapan langsung. Berbekal nekat, dengan mencurahkan perasaan, mengingat kembali mengapa dulu saya menerima lamaran suami, mengenang kembali bagaimana rasanya dulu saat kami baru mengenal tanpa pernah sekalipun bertatap muka. Perkenalan kami yang sangat unik, situasi kami yang sangat rumit, serta jarak yang sangat berjauhan membuat segala seperti tidak.mungkin bagi kami untuk menikah. Namun Tuhan memang Maha Segalanya. Alhamdulillah tahun ini merupakan tahun ketiga pernikahan kami.

Sifat suami saya yang lembut, saat itu membuat saya yakin bahwa nantinya ia akan menjadi ayah yang baik dan penuh kasih sayang kepada anak-anaknya. Kebiasaannya mengingatkan saya beribadah, makan, menjaga kesehatan, membuat saya yakin ia akan melakukan hal sama pada anak-anak kami sehingga dapat dipastikan kehidupan anak-anak kami tidak akan terlantar.

Respon suami saya ketika menerima surat dari saya adalah tertawa. Ia bilang, mungkin inilah pertama kali dan terakhir kali saya membuat surat cinta dan memberikan kepadanya. Ia sedikit protes karena saya tidak menuliskan tentang kesediaannya mengantarkan dan mencarikan hal-hal yang saya inginkan meskipun sedang dongkol dan kesal. Hahaha. Jika ingat akan hal itu saya pun ingin tertawa. Ya, saat saya hamil, pernah saya memintanya menemani saya mencari martabak pandan sampai ke Batam Center, bahkan hampir sampai ke Batu Besar jika saya tidak berhenti ngambek, padahal saat itu kami tinggal di Tiban, yang jarak tempuhnya hampir 1 jam sekali jalan, jadi total 2 jam pulang pergi. Belum lagi mencari rujak petis di pagi buta serta pergi ke berbagai pantai yang saya inginkan.

Suami saya pandai membuat design grafis, dan hal itu sangat menunjang potensi yang saya miliki dalam bidang menulis, sehingga kolaborasi yang kami lakukan nantinya akan berguna bagi anak kami. Itu juga merupakan salah satu alasan saya menerima lamarannya.

Suami saya mengatakan akan menyimpan surat dari saya. Aih, alangkah senangnya...

Ini nih penampakan surat yang saya buat untuk suami saya.



b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Anak saya, Zee, saat ini berusia 20 bulan dan sudah memenuhi semua checklist indikator tumbuh kembang anak usia 1-2 tahun. Bahkan ketika saya amati, tahapan milestone yang ia lalui jauh lebih cepat dibandingkan yang ada di dalam indikator tersebut. Dan saya melihat ini sebagai sebuah potensi yang ada dalam dirinya. Karena sifat anak bisa dipengaruhi oleh genetik orang tuanya, maka ketika mengamati potensi-potensi yang ia miliki, sedikit banyak saya melihatnya mulai dari hal-hal yang hampir mirip dengan potensi yang dimiliki oleh orang tuanya.

Berikut beberapa potensi yang dimiliki oleh Zee:

1. Saat usianya baru 2,5 bulan Zee sudah bisa tengkurap. Juga saat usianya belum genap 6 bulan Zee sudah pandai duduk tegak. Diikuti dengan fase berjalan yang sangat cepat, di usianya yang baru 11 bulan ia sudah lancar berjalan. Pada saat belajar berjalan, tidak sekalipun ia meminta dituntun, tetapi ia belajar sendiri, diawali dengan belajar berdiri lalu melangkah satu hingga beberapa langkah sampai akhirnya lancar. Kini di usianya yang ke-20 bulan Zee sudah pandai melompat, berjalan mundur, memutar, zig zag, berlari, bahkan mengikuti gerakan senam sederhana. Tumbuh kembang secara fisik yang lain juga sangat cepat, seperti giginya yang sudah tumbuh sempurna, dll. Menurut pengamatan saya hal ini merupakan  sebuah potensi yang ia miliki, yaitu potensi kekuatan fisik/motorik di atas rata-rata.

2. Diusianya yang baru 20 bulan, potensi besar yang dimiliki Zee dalam nilai moral dan agama sudah sangat terlihat. Ia sudah hafal lagu-lagu agama seperti huruf hijaiyah, asmaul husna, rukun islam, rukun iman, syahadat, dll meskipun baru sebagian liriknya, belum hafal keseluruhan. Ia juga sudah bisa mengucapkan bismillah, alhamdulillah, hafal beberapa ayat surat al fatihah, beberapa doa harian. Ia juga sudah bisa menirukan gerakan sholat seperti takbiratul ikram, ruku', dan sujud. Setiap selesai sholat ia ikut berdoa sambil mengucapkan amin dan tangannya menengadah. Hampir setiap hari Zee selalu mengungkapkan rasa sayangnya kepada kami sebagai orang tuanya, dengan cara memeluk kami sambil bilang, sayang Papi, sayang Mami.

3. Terkait perkembangan jiwa sosialnya, perkembangan emosional, serta kemandiriannya, potensi besar juga ditunjukkan oleh Zee. Ia sudah pandai memilih mau ikut siapa, semisal saat mau tidur atau ingin bermanja-manja ia mencari saya, Ibunya. Lain halnya jika ia ingin diajak jalan-jalan, ia akan mencari Ayah atau kakeknya. Jika ingin bermain ia mendekati kakak sepupunya. Saat bertemu orang asing yang belum pernah ia temui sebelumnya, ia akan bersembunyi di belakang tubuh saya atau memeluk saya jika ia takut akan sesuatu seperti cicak, kucing, dsb. Zee akan bilang dengan kalimat yang jelas jika menginginkan sesuatu atau tidak suka pada suatu hal, seperti jika ia ingin makan, tidur, dll. Saat ini ia sudah mulai toilet training, sesekali sudah bisa bilang jika ingin buang air, meskipun seringnya sudah buang air baru bilang. Zee juga sudah mulai belajar makan sendiri, tidak mau disuap. Ia bisa meletakkan baju kotornya sendiri, meletakkan piring kotor, mengambil mainan serta membereskannya dan meletakkan kembali di tempatnya setelah selesai bermain.

4. Perkembangan bahasa atau linguistik Zee merupakan salah satu potensi terbesar dan paling menonjol yang terdapat dalam dirinya. Ia sangat suka sekali kegiatan kami membaca buku dan bercerita. Ia bisa meminta buku yang ia suka dengan cara menyebutkan judul bukunya. Semua isi buku yang ia miliki sudah ia hafal, dan meskipun belum terlalu runut dan sesuai kaidah bahasa, ia sudah pandai menceritakan kembali isi buku yang pernah kami baca bersama sebelumnya. Cara Zee merangkai kalimat juga menunjukkan kemampuan di atas rata-rata. Ia bukan hanya dapat menyebutkan dua kata yaitu Subyek + Predikat, namun sudah bisa menggunakan struktur lengkap S + P + O + K atau S + P + O. Ia sudah bisa memahami beberapa perintah sekaligus yang diberikan dalam waktu bersamaan. Menggunakan berbagai macam kata tanya dan menjawabnya juga sudah bisa ia lakukan. 

5. Perkembangan kognitif Zee juga sangat pesat. Ia sudah bisa menyebutkan anggota tubuh sambil menunjuknya seperti kepala, rambut, mata, hidung, mulut, telinga, tangan, dan kaki. Ia sangat aktif melakukan eksplorasi di lingkungan rumah dan sekitarnya sehingga sudah banyak sekali nama-nama benda yang dapat dapat ia sebutkan, berikut juga bentuknya seperti besar, kecil, bulat, dsb. Berbagai macam pertanyaan juga sudah keluar dari mulutnya setiap hari. Zee suka sekali bermain petak umpet, dengan objek orang maupun benda-benda di sekitarnya.

6. Potensi Zee dalam bidang seni juga sangat besar. Ia sudah bisa menyanyikan beberapa lagu anak-anak secara utuh, irama dan nadanya juga tepat. Bahkan seringkali ia sambil menari ketika sedang menyanyi, dan tak jarang mempraktekkan gerakan lagu yang ia nyanyikan, misalnya saat menyanyikan lagu Topi Bundar. Zee akan mengambil mangkok plastik di dalam lemari piring sambil memakainya lalu menyanyikan lagi tersebut. Kadang-kadang Zee juga suka mengubah dan mengganti lirik lagu yang ia nyanyikan, namun nadanya tetap sama. Ia juga otomatis akan menari ketika mendengar musik atau lagu yang menurutnya menarik. Dalam hal menulis atau menggambar, sepertinya ia juga mempunyai potensi besar. Ia suka mengambil pensil warna ataupun pensil lalu mencoret-coret kertas maupun papan yang kami sediakan, jika ditanya ia sedang apa, akan dijawab sedang menggambar bunga, menggambar ikan, membuat lingkaran, dsb.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Sampai saya menjadi seorang Ibu sekarang ini, saya masih belum bisa menemukan hal-hal apa saja yang menjadi potensi saya sebenar-benarnya. Karena selama ini, dengan sedikit mempelajari suatu hal, saya bisa mengerjakan hal tersebut meskipun pada awalnya tidak bisa sama sekali. Namun ada beberapa potensi diri yang saya yakini ada di diri saya, misalnya.

1. Menulis. Saya sangat suka menulis, baik itu non fiksi maupun fiksi. Baik itu menulis artikel, karya ilmiah, laporan penelitian, hingga novel dan cerpen. Bulan ini karya solo pertama saya berupa novel akan terbit. Sementara karya ilmiah saya sudah beberapa tahun lalu saat saya masih SMA dan kuliah juga sudah dipublikasikan di ajang kompetisi Nasional. Mengapa saya merasa bahwa menulis merupakan potensi yang saya miliki, karena saya senang ketika melakukannya, tidak terbebani, dan merasa ada yang kurang jika melewatkannya. Saya sangat senang karena cerita-cerita yang saya tuliskan seperti di facebook misalnya, sangat disukai oleh orang lain, dibaca dan bisa menjadi hiburan bagi yang membaca. Sebuah manfaat yang dihasilkan dari sebuah potensi. Alhamdulillah. Menulis juga tidak memonopoli waktu yang saya miliki, sehingga bisa tetap menjalankan tugas sebagai seorang istri dan Ibu. Next project kolaborasi antara saya dan suami adalah membuat buku edukasi anak, sekarang sedang on progress. Mudah-mudahan bisa segera selesai dan dipublikasikan.

2. Mendidik anak. Sejak sebelum menikah banyak anak-anak kecil mulai dari usia SD sampai SMA mendatangi saya untuk sekedar minta diajarkan materi pelajaran dan mengerjakan tugas. Meskipun begitu, saya tidak pernah sekalipun mengajar les privat maupun mengajar di bimbingan belajar manapun hingga saat ini. Saya lebih senang mengajarkan ilmu yang saya miliki secara gratis tanpa dibayar. Dan rata-rata anak-anak menyukai gaya mengajar saya. Termasuk Zee yang baru berumur 20 bulan juga memilih belajar dengan saya dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain, begitupun keponakan suami saya yang saat ini tinggal bersama saya.

3. Menjadi Ibu dan Istri penuh waktu. Ini sepertinya juga salah satu potensi yang saya miliki dan sepertinya sudah ditakdirkan oleh Allah. Terbukti bahkan hingga saat ini meskipun saya mencoba melamar berbagai macam pekerjaan di luar rumah, tidak ada satupun yang menerima saya, padahal secara spesifikasi saya mumpuni. Setelah beberapa kali saya renungkan, mungkin saya memang ditakdirkan bekerja dari dalam rumah, membangun peradaban dari dalam keluarga saya sendiri.

4. Legowo, menerima apa adanya, serta bersemangat menuju perubahan yang lebih baik. Inilah potensi terbesar yang saya miliki. Saya suka memberikan motivasi kepada siapapun, menularkan semangat yang saya miliki, serta kadangkala menerima segala perlakuan orang lain kepada saya meskipun sedikit menyakitkan. Tetapi dari situ saya belajar banyak hal. Asal memberikan manfaat kepada orang lain dan tidak membuat kehidupan saya hancur, saya akan tetap menjalani jalan tersebut.

Setelah saya menelaah, mengapa saya dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti keluarga kecil saya--suami saya yang usianya terpaut 10 tahun dari saya serta anak saya yang sangat aktif sekali--mungkin memang sudah takdirnya. Berbagai macam pengalaman pahit yang pernah saya lalui, berkali-kali jatuh bangun dan gagal, semuanya adalah bekal agar saya bisa mendidik dan mendampingi tumbuh kembang anak saya. Kecakapan saya dalam menulis merupakan modal untuk menunjang kebutuhan Zee akan bacaan karena kegemarannya akan buku sangat besar. Semangat yang saya miliki dalam menjalani hidup juga merupakan sebuah karunia yang diberikan oleh Allah agar saya tidak merasa capek mengasuh anak saya yang  seolah tidak ada capeknya melakukan eksplorasi setiap waktu dengan jam tidurnya yang sangat minim. Kemampuan saya dalam mendidik anak dan memberikan edukasi secara akademik juga merupakan modal dasar yang sangat berguna bagi tumbuh kembang Zee, karena tampaknya ia merupakan seorang anak dengan jiwa pembelajar yang sangat tinggi. Pun sifat saya yang legowo, menerima apa adanya, merupakan sebuah paket yang diberikan oleh Allah agar saya tidak banyak mengeluh ketika menghadapi berbagai macam aksi Zee yang dari luar seolah terlihat seperti anak nakal dan usil, padahal itu semua karena intelectual curiosity yang ia miliki sangat tinggi. Cara pandang saya terhadap suatu hal dan pemikiran saya yang jauh lebih dewasa dibandingkan umur saya juga merupakan sebuah takdir. Karena saya ditakdirkan untuk mendampingi seorang laki-laki yang jauh lebih dewasa dalam segi usia dan pemikiran. Semuanya sudah ditakdirkan, disesuaikan menurut kehendak Allah, karena jodoh harus seimbang dalam berbagai hal.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda?  adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Mungkin kami ditakdirkan untuk melakukan sebuah perubahan. Kami ditakdirkan untuk menjadi agent of change dan pembangun sebuah peradaban yang dimulai dari dalam rumah. Lingkungan tempat kami tinggal saat ini, keluarga suami yang tinggal bersama kami, dari situlah kami ditakdirkan untuk memberikan edukasi seputar cara mengasuh anak yang mungkin sedikit berbeda dengan cara mereka. Potensi yang saya miliki dalam hal menulis, digabungkan dengan potensi suami saya dalam hal design grafis, serta antusiasme Zee dalam belajar, merupakan sebuah takdir dan satu kesatuan yang diciptakan oleh Allah, sehingga kami bisa menghasilkan karya berupa buku edukasi anak yang ke depannya pasti akan bermanfaat bagi banyak orang-orang di sekitar kami. Meskipun tantangan yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal kami yaitu minat baca sangat rendah, namun sepertinya memang itulah tugas kami. Mengedukasi dengan cara berkontribusi langsung.

Setelah melalui proses merenung dan menelaah, sampai saat ini, peran spesifik keluarga saya yang saya pahami adalah peran education dan social.


Berikut saya sertakan materi yang saya dapat di kelas.

Materi #3 PERADABAN DARI DALAM RUMAH
KELAS MATRIKULASI BATCH 4
INSTITUT IBU PROFESIONAL

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘


Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional



👨👩MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH👨👩
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini. 
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?

🙋 PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

👨👩👧👧 NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

👩👧👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Karena
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016

https://www.youtube.com/watch?v=kwM9PDoRQRk&feature=youtu.be