NICE HOMEWORK #3
📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚
NHW pekan ketiga ini bikin galau, pasalnya saya harus membuat surat cinta untuk suami. Akhirnya, setelah melalui perjuangan selama dua hari, selesai sudah. hehehe. Berikut jawaban dari NHW yang saya kerjakan.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Setelah dua hari galau, akhirnya di hari ketiga saya berhasil membuat surat untuk suami saya. Meskipun isinya lebih ke cerita sih, hahaha.... Saya menuliskannya dengan tangan, sejumlah dua halaman. Meskipun saya bisa membuat cerita fiksi yang romantis sesuai passion saya, namun jika urusan membuat kalimat romantis secara real, saya nol besar. Bahkan suami saya juga bilang kalau saya tidak romantis secara verbal, terlebih ucapan langsung. Berbekal nekat, dengan mencurahkan perasaan, mengingat kembali mengapa dulu saya menerima lamaran suami, mengenang kembali bagaimana rasanya dulu saat kami baru mengenal tanpa pernah sekalipun bertatap muka. Perkenalan kami yang sangat unik, situasi kami yang sangat rumit, serta jarak yang sangat berjauhan membuat segala seperti tidak.mungkin bagi kami untuk menikah. Namun Tuhan memang Maha Segalanya. Alhamdulillah tahun ini merupakan tahun ketiga pernikahan kami.
Sifat suami saya yang lembut, saat itu membuat saya yakin bahwa nantinya ia akan menjadi ayah yang baik dan penuh kasih sayang kepada anak-anaknya. Kebiasaannya mengingatkan saya beribadah, makan, menjaga kesehatan, membuat saya yakin ia akan melakukan hal sama pada anak-anak kami sehingga dapat dipastikan kehidupan anak-anak kami tidak akan terlantar.
Respon suami saya ketika menerima surat dari saya adalah tertawa. Ia bilang, mungkin inilah pertama kali dan terakhir kali saya membuat surat cinta dan memberikan kepadanya. Ia sedikit protes karena saya tidak menuliskan tentang kesediaannya mengantarkan dan mencarikan hal-hal yang saya inginkan meskipun sedang dongkol dan kesal. Hahaha. Jika ingat akan hal itu saya pun ingin tertawa. Ya, saat saya hamil, pernah saya memintanya menemani saya mencari martabak pandan sampai ke Batam Center, bahkan hampir sampai ke Batu Besar jika saya tidak berhenti ngambek, padahal saat itu kami tinggal di Tiban, yang jarak tempuhnya hampir 1 jam sekali jalan, jadi total 2 jam pulang pergi. Belum lagi mencari rujak petis di pagi buta serta pergi ke berbagai pantai yang saya inginkan.
Suami saya pandai membuat design grafis, dan hal itu sangat menunjang potensi yang saya miliki dalam bidang menulis, sehingga kolaborasi yang kami lakukan nantinya akan berguna bagi anak kami. Itu juga merupakan salah satu alasan saya menerima lamarannya.
Suami saya mengatakan akan menyimpan surat dari saya. Aih, alangkah senangnya...
Ini nih penampakan surat yang saya buat untuk suami saya.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Anak saya, Zee, saat ini berusia 20 bulan dan sudah memenuhi semua checklist indikator tumbuh kembang anak usia 1-2 tahun. Bahkan ketika saya amati, tahapan milestone yang ia lalui jauh lebih cepat dibandingkan yang ada di dalam indikator tersebut. Dan saya melihat ini sebagai sebuah potensi yang ada dalam dirinya. Karena sifat anak bisa dipengaruhi oleh genetik orang tuanya, maka ketika mengamati potensi-potensi yang ia miliki, sedikit banyak saya melihatnya mulai dari hal-hal yang hampir mirip dengan potensi yang dimiliki oleh orang tuanya.
Berikut beberapa potensi yang dimiliki oleh Zee:
1. Saat usianya baru 2,5 bulan Zee sudah bisa tengkurap. Juga saat usianya belum genap 6 bulan Zee sudah pandai duduk tegak. Diikuti dengan fase berjalan yang sangat cepat, di usianya yang baru 11 bulan ia sudah lancar berjalan. Pada saat belajar berjalan, tidak sekalipun ia meminta dituntun, tetapi ia belajar sendiri, diawali dengan belajar berdiri lalu melangkah satu hingga beberapa langkah sampai akhirnya lancar. Kini di usianya yang ke-20 bulan Zee sudah pandai melompat, berjalan mundur, memutar, zig zag, berlari, bahkan mengikuti gerakan senam sederhana. Tumbuh kembang secara fisik yang lain juga sangat cepat, seperti giginya yang sudah tumbuh sempurna, dll. Menurut pengamatan saya hal ini merupakan sebuah potensi yang ia miliki, yaitu potensi kekuatan fisik/motorik di atas rata-rata.
2. Diusianya yang baru 20 bulan, potensi besar yang dimiliki Zee dalam nilai moral dan agama sudah sangat terlihat. Ia sudah hafal lagu-lagu agama seperti huruf hijaiyah, asmaul husna, rukun islam, rukun iman, syahadat, dll meskipun baru sebagian liriknya, belum hafal keseluruhan. Ia juga sudah bisa mengucapkan bismillah, alhamdulillah, hafal beberapa ayat surat al fatihah, beberapa doa harian. Ia juga sudah bisa menirukan gerakan sholat seperti takbiratul ikram, ruku', dan sujud. Setiap selesai sholat ia ikut berdoa sambil mengucapkan amin dan tangannya menengadah. Hampir setiap hari Zee selalu mengungkapkan rasa sayangnya kepada kami sebagai orang tuanya, dengan cara memeluk kami sambil bilang, sayang Papi, sayang Mami.
3. Terkait perkembangan jiwa sosialnya, perkembangan emosional, serta kemandiriannya, potensi besar juga ditunjukkan oleh Zee. Ia sudah pandai memilih mau ikut siapa, semisal saat mau tidur atau ingin bermanja-manja ia mencari saya, Ibunya. Lain halnya jika ia ingin diajak jalan-jalan, ia akan mencari Ayah atau kakeknya. Jika ingin bermain ia mendekati kakak sepupunya. Saat bertemu orang asing yang belum pernah ia temui sebelumnya, ia akan bersembunyi di belakang tubuh saya atau memeluk saya jika ia takut akan sesuatu seperti cicak, kucing, dsb. Zee akan bilang dengan kalimat yang jelas jika menginginkan sesuatu atau tidak suka pada suatu hal, seperti jika ia ingin makan, tidur, dll. Saat ini ia sudah mulai toilet training, sesekali sudah bisa bilang jika ingin buang air, meskipun seringnya sudah buang air baru bilang. Zee juga sudah mulai belajar makan sendiri, tidak mau disuap. Ia bisa meletakkan baju kotornya sendiri, meletakkan piring kotor, mengambil mainan serta membereskannya dan meletakkan kembali di tempatnya setelah selesai bermain.
4. Perkembangan bahasa atau linguistik Zee merupakan salah satu potensi terbesar dan paling menonjol yang terdapat dalam dirinya. Ia sangat suka sekali kegiatan kami membaca buku dan bercerita. Ia bisa meminta buku yang ia suka dengan cara menyebutkan judul bukunya. Semua isi buku yang ia miliki sudah ia hafal, dan meskipun belum terlalu runut dan sesuai kaidah bahasa, ia sudah pandai menceritakan kembali isi buku yang pernah kami baca bersama sebelumnya. Cara Zee merangkai kalimat juga menunjukkan kemampuan di atas rata-rata. Ia bukan hanya dapat menyebutkan dua kata yaitu Subyek + Predikat, namun sudah bisa menggunakan struktur lengkap S + P + O + K atau S + P + O. Ia sudah bisa memahami beberapa perintah sekaligus yang diberikan dalam waktu bersamaan. Menggunakan berbagai macam kata tanya dan menjawabnya juga sudah bisa ia lakukan.
5. Perkembangan kognitif Zee juga sangat pesat. Ia sudah bisa menyebutkan anggota tubuh sambil menunjuknya seperti kepala, rambut, mata, hidung, mulut, telinga, tangan, dan kaki. Ia sangat aktif melakukan eksplorasi di lingkungan rumah dan sekitarnya sehingga sudah banyak sekali nama-nama benda yang dapat dapat ia sebutkan, berikut juga bentuknya seperti besar, kecil, bulat, dsb. Berbagai macam pertanyaan juga sudah keluar dari mulutnya setiap hari. Zee suka sekali bermain petak umpet, dengan objek orang maupun benda-benda di sekitarnya.
6. Potensi Zee dalam bidang seni juga sangat besar. Ia sudah bisa menyanyikan beberapa lagu anak-anak secara utuh, irama dan nadanya juga tepat. Bahkan seringkali ia sambil menari ketika sedang menyanyi, dan tak jarang mempraktekkan gerakan lagu yang ia nyanyikan, misalnya saat menyanyikan lagu Topi Bundar. Zee akan mengambil mangkok plastik di dalam lemari piring sambil memakainya lalu menyanyikan lagi tersebut. Kadang-kadang Zee juga suka mengubah dan mengganti lirik lagu yang ia nyanyikan, namun nadanya tetap sama. Ia juga otomatis akan menari ketika mendengar musik atau lagu yang menurutnya menarik. Dalam hal menulis atau menggambar, sepertinya ia juga mempunyai potensi besar. Ia suka mengambil pensil warna ataupun pensil lalu mencoret-coret kertas maupun papan yang kami sediakan, jika ditanya ia sedang apa, akan dijawab sedang menggambar bunga, menggambar ikan, membuat lingkaran, dsb.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
Sampai saya menjadi seorang Ibu sekarang ini, saya masih belum bisa menemukan hal-hal apa saja yang menjadi potensi saya sebenar-benarnya. Karena selama ini, dengan sedikit mempelajari suatu hal, saya bisa mengerjakan hal tersebut meskipun pada awalnya tidak bisa sama sekali. Namun ada beberapa potensi diri yang saya yakini ada di diri saya, misalnya.
1. Menulis. Saya sangat suka menulis, baik itu non fiksi maupun fiksi. Baik itu menulis artikel, karya ilmiah, laporan penelitian, hingga novel dan cerpen. Bulan ini karya solo pertama saya berupa novel akan terbit. Sementara karya ilmiah saya sudah beberapa tahun lalu saat saya masih SMA dan kuliah juga sudah dipublikasikan di ajang kompetisi Nasional. Mengapa saya merasa bahwa menulis merupakan potensi yang saya miliki, karena saya senang ketika melakukannya, tidak terbebani, dan merasa ada yang kurang jika melewatkannya. Saya sangat senang karena cerita-cerita yang saya tuliskan seperti di facebook misalnya, sangat disukai oleh orang lain, dibaca dan bisa menjadi hiburan bagi yang membaca. Sebuah manfaat yang dihasilkan dari sebuah potensi. Alhamdulillah. Menulis juga tidak memonopoli waktu yang saya miliki, sehingga bisa tetap menjalankan tugas sebagai seorang istri dan Ibu. Next project kolaborasi antara saya dan suami adalah membuat buku edukasi anak, sekarang sedang on progress. Mudah-mudahan bisa segera selesai dan dipublikasikan.
2. Mendidik anak. Sejak sebelum menikah banyak anak-anak kecil mulai dari usia SD sampai SMA mendatangi saya untuk sekedar minta diajarkan materi pelajaran dan mengerjakan tugas. Meskipun begitu, saya tidak pernah sekalipun mengajar les privat maupun mengajar di bimbingan belajar manapun hingga saat ini. Saya lebih senang mengajarkan ilmu yang saya miliki secara gratis tanpa dibayar. Dan rata-rata anak-anak menyukai gaya mengajar saya. Termasuk Zee yang baru berumur 20 bulan juga memilih belajar dengan saya dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain, begitupun keponakan suami saya yang saat ini tinggal bersama saya.
3. Menjadi Ibu dan Istri penuh waktu. Ini sepertinya juga salah satu potensi yang saya miliki dan sepertinya sudah ditakdirkan oleh Allah. Terbukti bahkan hingga saat ini meskipun saya mencoba melamar berbagai macam pekerjaan di luar rumah, tidak ada satupun yang menerima saya, padahal secara spesifikasi saya mumpuni. Setelah beberapa kali saya renungkan, mungkin saya memang ditakdirkan bekerja dari dalam rumah, membangun peradaban dari dalam keluarga saya sendiri.
4. Legowo, menerima apa adanya, serta bersemangat menuju perubahan yang lebih baik. Inilah potensi terbesar yang saya miliki. Saya suka memberikan motivasi kepada siapapun, menularkan semangat yang saya miliki, serta kadangkala menerima segala perlakuan orang lain kepada saya meskipun sedikit menyakitkan. Tetapi dari situ saya belajar banyak hal. Asal memberikan manfaat kepada orang lain dan tidak membuat kehidupan saya hancur, saya akan tetap menjalani jalan tersebut.
Setelah saya menelaah, mengapa saya dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti keluarga kecil saya--suami saya yang usianya terpaut 10 tahun dari saya serta anak saya yang sangat aktif sekali--mungkin memang sudah takdirnya. Berbagai macam pengalaman pahit yang pernah saya lalui, berkali-kali jatuh bangun dan gagal, semuanya adalah bekal agar saya bisa mendidik dan mendampingi tumbuh kembang anak saya. Kecakapan saya dalam menulis merupakan modal untuk menunjang kebutuhan Zee akan bacaan karena kegemarannya akan buku sangat besar. Semangat yang saya miliki dalam menjalani hidup juga merupakan sebuah karunia yang diberikan oleh Allah agar saya tidak merasa capek mengasuh anak saya yang seolah tidak ada capeknya melakukan eksplorasi setiap waktu dengan jam tidurnya yang sangat minim. Kemampuan saya dalam mendidik anak dan memberikan edukasi secara akademik juga merupakan modal dasar yang sangat berguna bagi tumbuh kembang Zee, karena tampaknya ia merupakan seorang anak dengan jiwa pembelajar yang sangat tinggi. Pun sifat saya yang legowo, menerima apa adanya, merupakan sebuah paket yang diberikan oleh Allah agar saya tidak banyak mengeluh ketika menghadapi berbagai macam aksi Zee yang dari luar seolah terlihat seperti anak nakal dan usil, padahal itu semua karena intelectual curiosity yang ia miliki sangat tinggi. Cara pandang saya terhadap suatu hal dan pemikiran saya yang jauh lebih dewasa dibandingkan umur saya juga merupakan sebuah takdir. Karena saya ditakdirkan untuk mendampingi seorang laki-laki yang jauh lebih dewasa dalam segi usia dan pemikiran. Semuanya sudah ditakdirkan, disesuaikan menurut kehendak Allah, karena jodoh harus seimbang dalam berbagai hal.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Mungkin kami ditakdirkan untuk melakukan sebuah perubahan. Kami ditakdirkan untuk menjadi agent of change dan pembangun sebuah peradaban yang dimulai dari dalam rumah. Lingkungan tempat kami tinggal saat ini, keluarga suami yang tinggal bersama kami, dari situlah kami ditakdirkan untuk memberikan edukasi seputar cara mengasuh anak yang mungkin sedikit berbeda dengan cara mereka. Potensi yang saya miliki dalam hal menulis, digabungkan dengan potensi suami saya dalam hal design grafis, serta antusiasme Zee dalam belajar, merupakan sebuah takdir dan satu kesatuan yang diciptakan oleh Allah, sehingga kami bisa menghasilkan karya berupa buku edukasi anak yang ke depannya pasti akan bermanfaat bagi banyak orang-orang di sekitar kami. Meskipun tantangan yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal kami yaitu minat baca sangat rendah, namun sepertinya memang itulah tugas kami. Mengedukasi dengan cara berkontribusi langsung.
Setelah melalui proses merenung dan menelaah, sampai saat ini, peran spesifik keluarga saya yang saya pahami adalah peran education dan social.
Berikut saya sertakan materi yang saya dapat di kelas.
Materi #3 PERADABAN DARI DALAM RUMAH
KELAS MATRIKULASI BATCH 4
INSTITUT IBU PROFESIONAL
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional
👨👩MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH👨👩
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?
🙋 PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK
👨👩👧👧 NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?
🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.
👩👧👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Karena
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016
https://www.youtube.com/watch?v=kwM9PDoRQRk&feature=youtu.be
No comments:
Post a Comment