Alhamdulillah tidak terasa sudah memasuki pekan keenam belajar di IIP ini, dan kini giliran belajar tentang manajemen keluarga. Berikut materi pekan keenam ini.
📈📈 Materi 6: Matrikulasi batch 4📈📈
Institut Ibu Profesional
------ *IBU MANAJER HANDAL KELUARGA* -----
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
🍀Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
Ibu Manajer Keluarga
Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*
*Saya Manager Keluarga*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
🍀Buatlah skala prioritas
🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
Menangani Kompleksitas Tantangan
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_
*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.
Perkembangan Peran
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
SEKEDAR MENJADI IBU
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN:
Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015
Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017
Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009
https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM
****
Setelah mempelajari materi tersebut, peserta matrikulasi mendapatkan PR untuk membuat jadwal harian yang di dalamnya terdapat aktivitas dinamis untuk meningkatkan jam terbang sebagai seorang Ibu Profesional. Berikut jawaban saya.
NHW 6 MATRIKULASI IIP BATCH 4
☘☘NICE HOMEWORK #6☘☘
*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.
Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :
Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut).
Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.
(Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7).
Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
_SELAMAT MENGERJAKAN_
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
****
1. Menuliskan 3 aktivitas paling penting dan 3 aktivitas paling tidak penting
Tiga aktivitas paling penting: mengasuh anak, melayani suami, menulis
Tiga aktivitas paling tidak penting: membaca berita tidak penting di sosmed, menonton televisi, chit chat untuk hal-hal tidak penting
2. Selama ini waktu saya habis untuk ativitas paling penting, akantetapi kadangkala saya juga masih tergoda untuk melakukan aktivitas paling tidak penting, terutama membaca berita di sosmed
3. Jadwal harian
Pukul 05.00 - 05.30 Sholat Subuh
Pukul 05.30 - 08.00 Aktivitas rutin (masak, mencuci baju dqn piring, bersih-bersih rumah) dilanjut mandi dan merawat diri
Pukul 08.00 - 09.00 Menyiapkan sarapan suami dan anak serta sarapan bersama
Pukul 09.00 - 09.30 Memandikan anak
Pukul 09.30 - 10.00 Menemani anak bermain / membaca buku
Pukul 10.00 - 11.30 Masak untuk makan siang
Pukul 11.30 - 12.30 Mengawasi aktivitas anak sambil menulis project novel
Pukul 12.30 13.00 Sholat dhuhur
Pukul 13.00 - 13.30 Makan siang bersama anak
Pukul 13.30 - 14.00 Menemani anak bermain
Pukul 14.00 - 15.30 Menidurkan anak dilanjut menyetrika baju (jika anak bisa ditinggal)
Pukul 15.30 - 16.00 Mandi dan sholat ashar
Pukul 16.00 - 18.30 Menemani anak bermain sambil menyiapkan cemilan sore jika weekdays (Senin - Jumat) atau outing bersama keluarga ke masjid agung, taman bermain, dsb jika weekend (Sabtu & Minggu)
Pukul 18.30 - 19.00 Sholat maghrib dan mengajar anak mengaji
Pukul 19.00 - 19.30 Makan malam bersama keluarga
Pukul 19.30 - 20.00 Sholat isya
Pukul 20.00 - 22.00 Menemani anak membaca buku, mengaji, atau bermain (waktu santai)
Pukul 22.00 - 22.30 Menidurkan anak
Pukul 22.30 - 23.30 Menulis, membaca buku, menonton film, atau ngobrol bersama suami
Pukul 23.30 - 05.00 Tidur malam
📈📈 Materi 6: Matrikulasi batch 4📈📈
Institut Ibu Profesional
------ *IBU MANAJER HANDAL KELUARGA* -----
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
🍀Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
Ibu Manajer Keluarga
Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*
*Saya Manager Keluarga*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
🍀Buatlah skala prioritas
🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
Menangani Kompleksitas Tantangan
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_
*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.
Perkembangan Peran
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
SEKEDAR MENJADI IBU
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN:
Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015
Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017
Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009
https://youtu.be/Cr9JSJS7CIM
****
Setelah mempelajari materi tersebut, peserta matrikulasi mendapatkan PR untuk membuat jadwal harian yang di dalamnya terdapat aktivitas dinamis untuk meningkatkan jam terbang sebagai seorang Ibu Profesional. Berikut jawaban saya.
NHW 6 MATRIKULASI IIP BATCH 4
☘☘NICE HOMEWORK #6☘☘
*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*
Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.
Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.
Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :
Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut).
Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.
(Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7).
Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
_SELAMAT MENGERJAKAN_
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
****
1. Menuliskan 3 aktivitas paling penting dan 3 aktivitas paling tidak penting
Tiga aktivitas paling penting: mengasuh anak, melayani suami, menulis
Tiga aktivitas paling tidak penting: membaca berita tidak penting di sosmed, menonton televisi, chit chat untuk hal-hal tidak penting
2. Selama ini waktu saya habis untuk ativitas paling penting, akantetapi kadangkala saya juga masih tergoda untuk melakukan aktivitas paling tidak penting, terutama membaca berita di sosmed
3. Jadwal harian
Pukul 05.00 - 05.30 Sholat Subuh
Pukul 05.30 - 08.00 Aktivitas rutin (masak, mencuci baju dqn piring, bersih-bersih rumah) dilanjut mandi dan merawat diri
Pukul 08.00 - 09.00 Menyiapkan sarapan suami dan anak serta sarapan bersama
Pukul 09.00 - 09.30 Memandikan anak
Pukul 09.30 - 10.00 Menemani anak bermain / membaca buku
Pukul 10.00 - 11.30 Masak untuk makan siang
Pukul 11.30 - 12.30 Mengawasi aktivitas anak sambil menulis project novel
Pukul 12.30 13.00 Sholat dhuhur
Pukul 13.00 - 13.30 Makan siang bersama anak
Pukul 13.30 - 14.00 Menemani anak bermain
Pukul 14.00 - 15.30 Menidurkan anak dilanjut menyetrika baju (jika anak bisa ditinggal)
Pukul 15.30 - 16.00 Mandi dan sholat ashar
Pukul 16.00 - 18.30 Menemani anak bermain sambil menyiapkan cemilan sore jika weekdays (Senin - Jumat) atau outing bersama keluarga ke masjid agung, taman bermain, dsb jika weekend (Sabtu & Minggu)
Pukul 18.30 - 19.00 Sholat maghrib dan mengajar anak mengaji
Pukul 19.00 - 19.30 Makan malam bersama keluarga
Pukul 19.30 - 20.00 Sholat isya
Pukul 20.00 - 22.00 Menemani anak membaca buku, mengaji, atau bermain (waktu santai)
Pukul 22.00 - 22.30 Menidurkan anak
Pukul 22.30 - 23.30 Menulis, membaca buku, menonton film, atau ngobrol bersama suami
Pukul 23.30 - 05.00 Tidur malam
No comments:
Post a Comment